Hari ini, Jumat, 19 September 2014, Kmi memasuki materi baru lagi, berikut yang saya pelajari :
Epistemologi
Epistemologi diambil dari bahasa Yunani, episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu/pembicaraan/kata). Berarti epistemologi merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan.
Metode-Metode untuk Memperoleh Pengetahuan
A. Empirisme
Empirisme adalah suatu cara atau metode dalam filsafat yang mendasarkan cara memperoleh pengetahuan dengan melalui pengalaman. Tokohnya adalah John Lock.
B. Rasionalisme
Rasionalisme berpendirin bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Tokohnya adalah Rene Descartes.
C. Fenomenalisme
Fenomenalisme berpendapat bahwa pengetahuan ada berdasarkan gejala-gejala yang ada. Tokohnya adalah Immanuel kant.
Epistemologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari secara kritis, normatif dan evaluatif mengenai proses bagaimana pengetahuan itu diperoleh oleh manusia.
Sifat Epistemologi
Kritis --> Mempertanyakan/menguji cara kerja, pendekatan, kesimpulan yang ditarik dalam kegiatan kognitif manusia.
Normatif --> Menentukan tolak ukur/norma penalaran tentang kebenaran pengetahuan.
Evaluatif --> Menilai apakah suatu keyakinan, pendapat suatu teori pengetahuan dapat dipertanggungjawabkan dan dijamin kebenarannya secara logis dan akurat.
Dasar dan Sumber Pengetahuan
1. Pengalaman manusia
2. Ingatan (memory)
3. Penegasan tentang apa yang diobservasi (kesaksian)
4. Minat dan rasa ingin tahu
5. Pikiran dan penalaran
6. Logika - Berpikir tepat dan logis
7. Bahasa - Ekspresi pemikiran manusia melalui ujaran/tulisan
8. Kebutuhan hidup manusia - Mendorong terciptanya iptek
Teori Kebenaran Dalam Ilmu Pengetahuan
1. Teori Kebenaran Korespondensi
Kebenaran akan terjadi apabila subjek yakin bahwa objek sesuai denyan kenyataannya. Sifatnya subyektif.
2. Teori Kebenaran Koherensi
Kebenaran akan terjadi apabila ada kesesuaian pendapat dari beberapa subjek terhadap objek. Sifatnya objektif.
3. Teori Kebenaran Pragmatik
Kebenaran akan terjadi apabila sesuatu memiliki kegunaannya.
4. Teori Kebenaran Konsensus
Kebenaran konsensus akan terjadi apabila ada kesepakatan yang disertai alasan tertentu.
5. Teori Kebenaran Semantik
Kebenaran semantik akan terjadi apabila orang mengetahui dengan tepat tentang arrti suatu kata.
Selama KBK tadi, diadakan suatu debat, dimana diminta beberapa perwakilan dari kelompok untuk maju dan berdebat dengan menggunakan beberapa pendekatan dan teori epitemologis dengan berbgai tema.
Kesimpulan
Sifat epistemologi dapat melekat pada proses kegiatan kognitif ilmuwan, tolak ukur kebenaran yang dipertanggungjawabkan secara logis pada ilmu pengetahuan dan kegiatan ilmiah.
Sumber : Kuliah Pak Carolus Suharyanto
Kebenaran
Kebenaran sebagai sifat pengetahuan disebut kebenaran epistemologis. Secara umum kebenaran dimengerti sebagai kesesuaian antara apa yang dipikirkan dan atau dinyatkan dengan kenyataan yang sesungguhnya. Kata kebenaran dalam bahasa Yunan inya adalah aletheia, yang menurut Plato berarti "ketaktersembunyian adanya" atau "ketersingkapan adanya."
Plato berpendapat bahwa, selama kita terikat pada "yang ada" dan tidak masuk pada "adanya dari yang ada", kita belum berjumpa dengan kebenaran, karena "adanya" itu masih tersembunyi. contohnya seperti ini : Anda tahu ada Universitas Tarumanagara, didalam Universitas Tarumanagara ada Fakultas Psikologi. tetapi jika anda tidak masuk menjadi mahasiswa psikologi di UNTAR, maka anda tidak akan tahu kommdisi didalamnya.
Plato berpendapat bahwa kebenaraan sebagai ketidaktersembunyian adanya itu tidak dapat dicapai manusia selama hidupnya di dunia ini.
Menurut kaum Positivisme logis kebenran dibedakan menjadi 2, yaitu kebenaran faktual dan kebenaran nalar. Kebenaran faktual adalah kebenaran tentang ada tidaknya secara faktual yang dialami manusia, biasanya diukur dengan dapat atau tidaknya secara indrawi. Kebenaran faktual tisak pernah mutlak dan selalu diterima sebagai benar sejauh belum ada alternatif pandangan lain yang berlawanan. Kebenaran nalar adalah kebenaran yang bersifat tautologis dan tidak menambah pengetahuan baru mengenai dunia, tetapi dapat menjadi sarana yang berdaya guna memperoleh pengetahuan yang benar tentang dunia. Kebenarannya didasarkan pada penyimpulan deduktif.
Menurut Thomas Aquinas, kebenran dibedakan menjadi 2, yaitu Kebenaran Ontologis (Veritas Ontologica) dan Kebenaran Logis (Veritas Lagica). Kebenran ontologis merupakan kebenaran yang terdapat dalam kenyataan, yang meskipun ada kemungkinan untuk diketahui. Kebenaran logis adalah kebenaran yang terdapat dalam akal budi manusia si penahu, dalam bentuk adanya kesesuaian antra akal budi denyan kenyataan.
Kedudukan Kebenaran
Dalam pandangan Platonis, kebenaran diletakkan dalam obyek atau kenyataan yang diketahui. sedangkan Aristotelian dalam subyek yang mengetahui. Kaum Eksistensial menyatakan bahwa kebenaran merupakan apa yang secar pribadi berharga bagi subyek konkrit yang bersangkutan dan pantas untuk dipegang teguh dengan penuh kesetiaan. Ada pula pandangan bahwa jika kebenaran ilmiah bersifat eksternal terhadap subyek, maka kebenaran eksistensial bersifat mutlak terhadap subjek.
Bagi manusia sebagai makhluk yang terbatas, kebenaran dianggap sebagai ketersingkapnya kenyataan sebagaimana adanya dan tidak dapat disaksikan secara sekaligus dan menyeluruh.
Kesahihan dan Kekeliruan
Kekeliruan berbeda dengan kesahihan. Kekeliruan pada umumnya berarti menerima sebagai benar apa yang dinyatakan salah atau menyangkal apa yang senyatanya benar. sedangkan kesahihan artinya kebenaran. Kekeliruan muncul akibat kegagalan dalam mengidentifikasi bukti yyang tepat, hal tersebut bisa dikarenakan gegabah dalam menegaskan putusan tentang suatu perkara.
Kekeliruan juga bisa terjadi karena kompleksitas atau kekaburan perkara yang menjadi persoalan. Sedangkan faktor-faktor penyebab terjadinya kekeliruan misalnya :
1. Sikap terburu-buru dan kurang perhatian dalam salah satu tahap atau keseluruhan proses kegiatan mengetahui.
2. Sikap takut salah yang keterlaluan atau sebaliknya.
3. Keracunan atau kebingungan akibat emosi, frustasi, dan perasaan-perasaan yang membuat kurang konsentrasi.
4. Prasangka dan bias-bias, baik individu maupun sosial.
5. Keliru dalam penalaran atau tidak mematuhi aturan-aturan logika.
Sumber : Kuliah Pak Mikha Agus Widianto
Sekian postingan untuk kali ini, mohon komen, kritik, dan sarannya ya....
semoga postingan ini dapat bermanfaat bagi anda yang membacanya, terima kasih banyak......
wah lumayan bagus isinya dan kreativitas warna harus lebih di tingkatkan ya. nilai 80 buat kamu salvian :)
BalasHapusterima kasih Pietra atas kritik dan sarannya, untuk kedepan pasti akan lebih baik lagi
BalasHapusnice sal (y)
BalasHapusThanks banget ya Zen!!!
Hapusrapi + bagus isinya...kasih nilai 85 deh.... di tunggu postingan selanjutnya yaaa.....
BalasHapuswahhh, makasih banyak ya Audy
HapusBagus dan menarik
BalasHapusSemoga bermanfaat dan bisa jadi hiburan yaaa
HapusPoint pointnya jadi buat lebih ngertii. Gue kasih nilai 84 yaa
BalasHapus