Translate

Minggu, 21 September 2014

Pertemuan Keempat

Pada hari Jumat, 19 September 2014, kami memulai pelajaran pukul 08.00, hingga pukul 16.40. berikut yang saya pelajari :



Konfirmasi, Inferemsi & Konstruksi Teori

Konfirmasi
     Secara etimologis, konfirmasi diambil dari bahasa inggris, yaitu Confirmation, yang rtinya penegasan. Ada 2 aspek penegasan, yaitu Kuantitatif (untuk memastikan kebenaran) dan Kualitatif (untuk menunjukkan kebenaran). Konfirmasi juga berupaya mencari hubungan normatif antara hipotesis dengan fakta-fakta.
     Ada 3 jenis Konfirmasi, yaitu :
1. Decision theory : Kepastian berdasarkan keputusan "apakah hubungan antara hipotesis dengan fakta punya manfaat aktual?"
2. Estimation theory : Menetapkan kepastian dengan memberi peluang benar-salah melalui konsep probabilitas.
3. Reliability theory : Menetapkan kepastian dengan mencermati stabiligtas fakta/ evidensi yang berubah-ubah terhadap hipotesis.

Inferensi
Inferensi artinya adalah proses penarikan konklusi dari satu atau lebih proposisi. Inferensi dikenal memiliki 2 cara, yaitu induktif dan deduktif. Dalam inferensi dedktif terbagi lagi menjadi 2 jenis, yaiyu langsung dan tidak langsung (inferensi silogistik).
     Inferensi langsung adalah penarikan kesimpulan hanya dari sebuah premis/pernyataan. Pernyataan yang dihasilkan sesai dengan premis-premis yang tersedia dan berhubungan secara logis dengan pernyataan tersebut.
     Inferensi tidak langsung adalah penarikan kesimpulan dengan menggunakan 2 premis.
Predikat konklusi disebut term mayor, premisnya disebut premis mayor. Sedangkan subyek konklusi disebut term minor, premisnya disebut premis minor. 
Hukum-Hukum Inferensi : 
  1. Kalau premis-premis benar, maka kesimpulan benar
  2. Kalau premis-premis salah, maka kesimpulan dapat salah, dapat kebetulan benar
  3. Bila lesimpulan salah, maka premis-premisnya juga salah.
  4. Bila kesimpulan benar, maka premis-premisnya dapat benar, tetapi dapat juga salah.
Konstruksi Teori
Teori berarti kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena.Pengelompokkan perkembangan ilmu pengetahuan ada 3 periode, yaitu animisme, ilmu empiris, dan ilmu teoritis.
     Terdapat 3 model konstruksi :
  1. Model korespondensi, Kebenaran sesuatu dibuktikan dengan menemukan relevansinya dengan yang lain.
  2. Model koherensi, Sesuatu dianggap benar jika sesuai dengan moral tertentu. Model ini digunakan dalam pendekatan fenomenologis.
  3. Model paradigmatis, konsep kebenaran ditata menurut pola hubungan beragam, menyederhanakan yang kimpleks.
Terdapat 3 aliran dalam Konstruksi teori :
  1. Reduksionisme : Teori merupakan sesuatu yang abstrak, tidak dapat diamati dan tidak dapat diuji langsung.
  2. Instrumentalisme : Teori adalah instrumen bagi pernyataan observasi agar terarah dan terkonstruksi.
  3. Realisme : Teori dianggap benar hanya jika real, secara substantif ada, bukan fiktif.
Sumber : Kuliah Pak Mikha Agus Widianto



Critical Thinking


Berpikir Kritis artinya Merasionalkan kehidupan manusia dan secara hati-hati mengamati/memeriksa sesuatu asumsi tentang bukti terbaru dan memeriksa proses berpikir sebagai dasar untuk mengklarifikasi dan memperbaiki pemahaman kita tentang sesuatu.

Karakteristik dalam Berpikir Kritis
1. Rasional, Reasonable, reflektif
Berdasarkan alasan-alasan dan bukti-bukti, bukan berdasarkan keinginan pribadi. Butuh waktu untuk memikirkan permasalahannya.
2. Melibatkan Skepticism yang sehat dan konstruktif
            Tidak menerima atau menolak ide-ide, kecuali karena mengerti perihalnya.
3. Otonomi
            Tidak mudah dimanipulasi. Lebih berpikir dengan pikiran sendiri.
4. Kreatif
            Menghubungkan pemikiran-pemikiran dan konsep untuk menciptakan ide-ide orisinil.
5. Adil
            Tidak bias atau berpihak pada satu sisi.
6. Dapat dipercaya dan dilakukan
            Mengatasi masalah dan mengevaluasi kebijakan, tuntutan dan tindakan.

Pemikir Kritis di Psikologi akan mempraktekkan keterampilan kognitif dalam menganalisa, pengaplikasian standar, diskriminasi, mencari informasi, membuat alasan logis, memprediksi dan mentransformasi pengetahuan.

Ada 5 Model berpikir kritis :
T : Total recall
H : Habits
 I  : Inquiry
N : New ideas and creativity
K : Knowing how you thinks

1. Total recall
            Kemampuan untuk mengakses pengetahuan dimana pengetahuan merupakan sesuatu yang dipelajari dan disimpan dalam pikiran. Total Recall seseorang tergantung pada memori/ ingatannya
2. Habits
            Merupakan pendekatan berpikir yang sering diulang-ulang. Hal ini membuat seseorangn melakukan sesuatu tanpa harus mencari metode baru.
3. Inquiry
            Cara berpikir primer yang digunakan untuk menegakkan suatu kesimpulan yang lebih baik dan akurat.
4. New ideas and creativity
            Model ini membuat seseorang berpikir melebihi buku sumber. Dan akan membuat seseorang mencoba untuk menjadi pribadi yang berbeda diantara sekumpulan orang yang ada.
5. Knowing how you think
            Mengamati tentang bagaimana seseorang berpikir. Ada 1 istilah yang disebut METACOGNITION, yang artinya Berada diantara proses mengetahui – tahu bagaimana anda berpikir. Metode ini disarankan oleh Schon (1983) untuk kerja profesional yang sulit menemukan masalah dan solusinya di buku sumber.

Sumber : Kuliah Pak Carolus Suharyanto




Subyektivisme dan Obyektivisme

Subyektivisme
Berarti pengetahuan dipahami sebagai keyakinan yang dianut oleh Individu. Pendukung-pendukung pandangan ini adalah : Aristoteles, plato, Rene Descartes, Kaum Solipsisme (Solo Ipse), Kaum realisme Epistemologis dan kaum Idealisme Epistemologis.
Ciri-Ciri Pendekatan :
·         Menggagas pengetahuan sebagai suatu keadaan mental yang khusus.
·         Pengalaman subyektif sebagai titik tolak pengetahuan dari kata inderawi diri sendiri.
·         Prinsip subyektif tentang alasan cukup, karena pengalaman bersifat personal, benar secara pasti dan meyakinkan karena berlaku sebagai pengetahuan langsung dari diri subyek

Descartes :
Cogito Ergo Sum Cogitans : Saya berpikir maka saya adalah pengada yang berpikir. Ketika berbicara mengenai “berpikir’, Descartes tidak hanya menalar saja, tetapi juga melihat, mendengar, merasa, senang atau sakit, kehendak, masuk dalam kegiatan berpikir.
           
            Realisme Epistemologis :
            Kesadaran menghubungkan saya dengan “apa yang lain” dari diri saya.

            Idealisme Epistemologis :
            Setiap tindakan mengetahui berakhir di dalam suatu ide, yang merupakan suatu peristiwa subyektif murni. Semua pengetahuan tentang sesuatu “yang bukan aku” atau :yang diluar diri sendiri” diragukan kepastian kebenarannya. Kita tidak akan mempunyai kesadaran eksplisit tentang diri kita sendiri selain melalui interaksi dengan individu lain atau “yang bukan aku”. Kita mengenal keberadaan dunia diluar diri dari pengalaman berhadapan dan berinteraksi dengannya.

Obyektivisme
            Berarti suatu pandangan yang menekankan bahwa butir-butir pengetahuan manusia mempunyai sifat dan ciri yang melampaui keyakinan dan kesadaran individu. Pengetahuan diperlakukan sebagai sesuatu yang berada diluar ketimbang didalam pikiran manusia. Pendukung-pendukung pandangan ini antara lain : Popper, latatos, dan karl Marx.
            Obyektivisme beranggapan pada tolak ukur suatu gagasan berada pada obyeknya. Ada 3 pandangan dasar obyektivisme : Kebenaran itu independen terlepas dari pandangan subyektif, Kebenaran itu datang dari bukti faktual, dan kebenaran hanya bisa didasari dari pengalaman inderawi.
            Pengetahuan dalam pengertian obyektivitas itu sepenuhnya independen dari klaim seseorang untuk mengetahuinya dan pengetahuan tersebut terlepas darin keyakinan seseorang. Arti pengetahuan dalam pengertian obyektifis adalah pengetahuan tanpa orang (Karl Popper). Para Filsuf Skolastik menganggap bahwa keyakinan harian kita perlu diperbaiki, kesalahan tersebut adalah meletakkan “kesalahan” pada indera, karena indera tidak pernah salah.
            Untuk mempercayai kebenaran kesaksian inderawi, ada beberapa syaratnya, yaitu :
a. Obyek harus sesua dengan jenis indera kita.
b. Obyek indera harus normal dan sehat.
c. Karena obyek ditangkap melalui medium, maka medium itu harus ada.
            Ada 2 jenis obyek :
1. Obyek khusus = Data yang ditangkap hanya oleh 1 indera.
2. Obyek umum = Data yang dapat ditangkap oleh lebih dari 1 indera.

Sumber : Kuliah Pak Carolus Suharyanto

17 komentar:

  1. baguss postingnyaaa! 88 yaaa, ditunggu selanjutnyaa

    BalasHapus
  2. postingan berikutnya pasti akan lebih baik lagi kok, ditunggu yaaa sella...

    thanks banget Jer!!!

    BalasHapus
  3. semoga blog nya bisa menginspirasi ya! 90 deh hahah

    BalasHapus
  4. dikasih 85 ya saaalll!!! semangaatt hahaha :)

    BalasHapus
  5. keren nih. lengkap bangetttt. kasih 90 deh.

    BalasHapus
  6. bagus ni, ditunggu updatenya ya

    BalasHapus
  7. sal blog lu indah bangett coba ada icon monyetnya hahaha keep on posting ya sal! blog lu keren. dapet nilai 95 ya :D

    BalasHapus
  8. Sall blog lu unik bgt, gampang di ngertiin, keep on posting ya

    BalasHapus