Translate

Rabu, 05 November 2014

KBK Penulisan Karya Tulis Ilmiah


Latihan 17
Salvian 705140004

Gambaran Stres pada Siswa Sekolah

Pengertian Stres
     Stres diartikan sebagai gangguan atau kekacauan mental dan emosional yg disebabkan oleh faktor luar; ketegangan (Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], 2014). Dalam ilmu psikologi, “Stres diartikan sebagai respon individu terhadap tekanan, keadaan dan peristiwa yang mengancam dan menguras kemampuan mereka untuk beradaptasi” (Santrock, 2002, h. 604).

Stres pada Siswa Sekolah. Siswa sekolah sangat sering mengalami stres karena berbagai tuntutan yang diberikan dari pihak sekolah. Sehingga tidak jarang siswa yang stres mengalami ketegangan fisik, psikologis, dan perubahan tingkah laku, serta mempengaruhi prestasi belajar. Kebanyakan siswa mengalami stres karena tuntutan tugas, ujian, tuntutan peran di sekolah dan tuntutan dari guru mereka (Osnela, 2014).

Faktor Penyebab Stres pada Siswa Sekolah
     Faktor kepribadian. Kepribadian seseorang dapat membantu dalam mengatasi stres. Terdapat 3 aspek kepribadian yang berkaitan dengan stres (Santrock, 2002).
     Pola perilaku tipe A/tipe B. Tipe A adalah karakter siswa yang bersikap berlebihan, sulit diatur, tidak sabaran, dan tidak bersahabat. Sementara itu tipe B adalah karakter siswa yang baik, pada umumnya santai, dan fleksibel. Dapat dilihat bahwa pola perilaku tipe A akan lebih mudah mengalami stres, dan menurut penelitian Rosenman dan Friedman, stres berlebihan juga dapat menyebabkan resiko serangan jantung. Untuk pola perilaku tipe B, diyakini jarang mengalami stres dan hidupnya akan lebih bahagia (Friedman & Rosenman dalam Santrock, 2002).
     Ketabahan. Ketabahan adalah gaya kepribadian yang ditandai oleh komitmen dan kontrol diri, serta anggapan atas berbagai masalah adalah tantangan. Sikap tabah akan mengurangi tingkat stres siswa sekolah (Santrock, 2002).
     Pengendalian Diri. Merupakan gaya atau cara siswa untuk mengontrol dirinya agar terhindar dari stress (Taylor, Thompson, & Wallston dalam Santrock, 2002).
     Faktor lingkungan. Banyak fenomena yang sering terjadi disekitar sekolah yang dapat memunculkan rasa frustasi dan ketidak bahagiaan yang dapat menimbulkan stres pada siswa (Santrock, 2002).
     Peristiwa hidup dan kesibukan sehari-hari. Banyak hal-hal tak terduga yang terjadi pada hidup manusia, seperti dipecat, kecelakaan, orang meninggal, dan masih banyak lagi. Siswa sekolah juga pasti sering mengalami hal-hal yang tidak terduga tersebut, seperti lupa membawa PR, mendapatkan nilai jelek, diputusin pacar, dan lainnya. Kesibukan sehari-hari siswa sekolah pun bisa menjadi pemicu stres, karena munculnya rasa jenuh, capek, dan bosan. Namun peristiwa hidup yang tak teduga akan menjadi pemicu stres yang lebih besar (Crowther et al. Dalam Santrock, 2002).
     Faktor sosial dan budaya. Faktor ini turut menentukan sikap siswa terhadap stres yang dialami dan bagaimana cara mengatasinya (Kawachi & Kennedy dala Santrock, 2002).
     Stres Kulturatif. Stres ini menggambarkan sikap stres yang dialami siswa karena menemui budaya yang berbeda. Seperti siswa yang pindah sekolah, pada awalnya akan mengalami stres karena belum beradaptasi (Hovey, Uppaluri, Schumm, & Lauderdale dalam Santrock, 2002).
     Kemiskinan. Faktor ini dapat menyebabkan stres juga, karena kemiskinan menyebabkan siswa terhambat dalam memperoleh pendidikan. Di sisi lain juga biasanya orang yang miskin lebih sering mengalami tindakan kriminal, baik sebagai korban maupun pelaku (Brown, Bhrolchain, & Harris dalam Santrock, 2002).

Dampak Stres pada Siswa Sekolah.
Ahmadi dan Umar (2009, h. 68) mengatakan bahwa:
     Stres mempunyai ciri negatif, cotohnya saja orang yang stres akan bersikap murung, muram, susah, melihat dunia luar dengan negatif. Stres atau yang sering kali disebut depresi biasanya bersumber pada perasaan takut dan putus asa. Sehingga besar kemungkinan terjadinya peristiwa bunuh diri.

Cara Mengatasi Stres. Menurut Santock (2002, h. 631-639), ada beberapa cara dalam menghadapi stres, yaitu dengan cara berolahraga secara teratur, mengkonsumsi makanan-makanan yang sehat, tidak merokok, dan membuat keputusan suara seksual.
    



Daftar Pustaka

Ahmadi, A. & Umar, M. (2009). Psikologi umum (Edisi Revisi). Surabaya: PT Bina Ilmu.
Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka
Osnela, F. (2014, 27 September). Problem Remaja di Sekolah. Diunduh dari http://flachaniago.blogspot.com/2013/12/problem-remaja-di-sekolah_6569.html.
Santrock, J. W. (2002). Psychology (7th ed.).United State: McGraw Hill.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar